Kamis, 13 Maret 2008

Menjaga Hubungan Baik


Pembeli adalah raja, itulah yang sering saya dengar, dan itu pula yang sering saya lakukan untuk customer-customerku agar mereka puas dan selalu ingat saya ketika ada temannya, saudaranya atau tetangganya yang mau membangun rumah dan membutuhkan kusen, pintu dan jendela.

Menjaga hubungan baik dengan customer ini memang sulit dilakukan, tidak selalu kebaikan yang kita berikan akan mendapat kebaikan pula, bahkan yang didapat kepahitan. Hal ini pernah saya alami, seorang customer yang sudah langganan cukup lama dan orangnya sangat baik sekali di awal-awalnya dan tidak pernah nunggak pembayaran, tapi setelah saya memperlakukan dengan baik, seperti setiap lebaran saya memberikan parcel, memberikan beberapa kaos buat tukang-tukangnya, dan setiap pelunasan saya memberi ucapan terima kasih atas kerjasamanya, eh malah akhir-akhir ini ketika barang-barang sudah dikirim semua dan sisa pembayaran 45 juta lagi, mulailah tersendat pembayarannya, dan ketika ditagih berulang-ulang, baru bayar dan itupun cuma 5 juta, begitu seterusnya, sampai terakhir sisanya kurang lebih 22-25 jutaan dan hingga sekarang hampir satu tahun tidak pernah lagi membayar, setiap ditagih selalu janji-janji saja, sampai-sampai emosi ini terkadang memuncak dan tidak bisa lagi menerima perlakuan seperti itu, namun saya coba untuk selalu bersabar dan berdoa untuk menyadarkan mereka bahwa hutang wajib dibayar.

Perlakuan customer yang seperti ini tidak hanya satu atau dua customer saja, tapi banyak, ada yang sisa 7 juta, 6 juta, 1 juta, dan masih ada lagi yang dibawah 1 juta, sampai sekarang tidak ada kejelasannya. Melihat realitas seperti ini, menjaga hubungan baik itu seolah tidak ada artinya, customer seolah memilih tidak usah berbuat baik. Ya tapi meskipun demikian ada juga customer yang baik sekali, pernah semua karyawan saya diberi 50 ribu perorang, dan ada juga yang setiap datang membawa makanan untuk karyawan-karyawan saya.

Menjaga hubungan baik memang penting, dan sabar itu jauh lebih penting, cobaan dan tantangan menjaga hubungan baik mungkin terasa berat, sehingga balasanpun akan dituai nanti, sayapun sudah merasakannya, dan Alhamdulillah tidak pernah kekurangan, meskipun banyak orang yang hutang-hutangnya belum dibayar, dan rezekipun selalu ada. Mungkin bersyukur dan bersabar itu lebih bijaksana dan bisa menenangkan hati saya.
Memang menjaga hubungan baik dengan customer juga harus dibarengi dengan ketegasan, tidak bisa hanya dengan alasan menjaga hubungan baik kita terus-menerus dirugikan, makanya sekarang saya tidak lagi mengirim barang-barang customer sebelum dilunasin atau paling tidak bayar di tempat sekalian mengirim barang.