Selasa, 22 Juli 2008

Juara I Lomba Foto Expressi Keluarga Ceria


Keberuntungan terkadang datang tanpa diduga, ia datang kapan saja. Itulah yang sekarang sedang menimpaku dimana keluargaku mendapatkan Juara I Lomba Foto Expressi Keluarga Ceria untuk seluruh Indonesia mewakili Carrefour Cempaka Mas Jakarta, Sementara juara II dari Bandung, dan juara III dari Puri Indah Kapuk. Perlombaan ini diadakan kerjasama antara Carrefour dengan Pigeon.

Keikut sertaan perlombaan foto keluarga ceria ini semula hanya iseng-iseng saja sewaktu saya bersama anak dan isteri belanja makanan dan susu untuk anakku di carrefour, dan kebetulan ada seorang pramuniaga datang memberikan brosur perlombaan balita ceria, dengan hanya membeli produk Pigeon Rp 40.000 sudah bisa daftar ikut perlombaan balita ceria dengan hadiah yang cukup menarik. Perlombaan ini dibagi 3 kategori, pertama Balita Ceria, kedua Menanti Buah Hati, dan Expressi Keluarga Ceria. Untuk Balita Ceria juara I mendapat uang tunai 5 juta+piala+hadiah hiburan, juara II mendapat 3 juta+piala+hadiah hiburan, dan juara 3 mendapat uang tunai 2 juta+piala+hadiah hiburan, dan untuk harapan 1 sampai III masing-maisng 1 juta+piala+hadiah hiburan. Untuk kategori kedua Menanti Buah Hati, Juara I mendapat hadiah uang tunai 3juta+piala+hadiah hiburan, juara II mendapat uang tunai 2juta+piala+hadiah hiburan, dan juara III mendapat uang tunai 1juta+piala+hadiah hiburan, sedangkan untuk juara harapan I sampai dengan III masing-masing mendapat uang 500ribu+piala+hadiah hiburan. Dan untuk kategori ketiga, Expressi Keluarga Ceria, juara I mendapat uang tunai 3juta+piala+hadiah hiburan, juara II mendapat uang tunai 2juta+piala+hadiah hiburan, dan juara III mendapat uang tunai 1juta+piala+hadiah hiburan, sedangkan untuk juara harapan I sampai dengan III masing-masing mendapatkan uang tunai 500ribu+piala+hadiah hiburan.

Saya melihat keberuntungan ini merupakan satu bukti bahwa, orang yang beruntung adalah orang yang selalu mencari peluang keberuntungan, jika kita selalu berusaha mendekati peluang maka tunggulah bahwa keberuntungan milik kita, dan keberuntungan tidak akan kita dapatkan kalau kita tidak mendekati keberuntungan itu. Selalu siap menunggu keberuntungan lewat dan jangan lengah ketika keberungan lewat, selalu bersiap-siap keberuntungan akan datang. Jangan sampai keberuntungan lewat sementara kita belum siap menerimanya, menyesallah yang terjadi.

Sabtu, 21 Juni 2008

Networking Membawa Kesuksesan


Betapa betul networking itu perlu dan berguna dalam dunia bisnis, minimal itu menurut saya, karena saya sudah merasakan manfaat dari networking.

Baru-baru ini saya mendapatkan order dari temanku yang dulu pernah sama-sama bekerja di sebuah perusahaan property sebagai Manager Marketing, dengan nilai yang cukup lumayan. Sekarang temanku menjadi seorang pengembang perumahan yang sedang membangun kawasan perumahan di daerah Pondok Gede dan mempercayakan untuk kusen, pintu dan jendelanya kepada saya.

Sebetulnya order ini bukan yang pertama, tapi kelanjutan dari proyek-proyeknya yang sudah lebih dulu di order untuk perumahan yang di Kota Wisata Cibubur dan Kota Legenda Wisata Cibubur. Hanya kalau yang di kota Wisata dan Legenda Cibubur masing-masing satu rumah saja, sedangkan yang di pondok gede ada 20 unit rumah, meskipun beberapa menggunakan alumunium, namun ini hanya dari satu teman (network) saja, belum lagi teman-temanku yang dulu sama-sama teman manager juga masih banyak yang sudah tidak ketemu lagi dan juga mantan general manager-ku yang belum ketemu lagi. Mungkin kesuksesan akan mudah dan lebih cepat lagi, jika mereka ketemu dan mengorder pesanan kusen, pintu dan jendela sama saya. Belum lagi mantan bossku pak James Gwee Thong yang pernah membuka satu perusahaan bergerak dibidang elektronik dented bekerja sama dengan Philips dan Sanken, saya dipercaya untuk memegang perusahaannya, yang sekarang sudah tidak pernah ketemu lagi sama beliau sejak saya keluar dari perusahaannya. belum lagi pak Budi Purwoko, mantan bosku juga yang punya banyak perusahaan.

Sukses juga bisa ditentukan dari seberapa banyak networking yang dimiliki, karena dari networking ini akan muncul banyak peluang untuk kita bisa masuk dan sukses akan mudah diraihnya. Hidup akan sulit jika kita tidak dapat memiliki network yang banyak dan baik. Maka perluaslah network untuk menambah peluang sukses.

Minggu, 27 April 2008

Jualan Online


Strategi marketing banyak dilakukan orang dalam memasarkan produk-produknya, ada yang memasarkan produknya secara langsung menemui customer, atau jualan di toko, ada yang jualan lewat koran, ada yang lewat majalah, ada yang lewat TV, dan ada banyak macam ragamnya lagi. Dan yang akhir-akhir ini sedang tren adalah jualan online alias jualan lewat internet.

Semula saya pesimis dengan memasarkan produk yang saya miliki lewat internet, saya merasa tidak efektif memasarkan produk lewat internet, apalagi jumlah pengguna internet di Indonesia masih terbatas, hanya beberapa persen saja yang sudah memanfaatkannya. Namun semua kepesimisan itu musnah ketika saya mencoba untuk memasukkan produk saya dengan sangat sederhana dan gratis lagi ke Internet. Semenjak saya masukkan ke internet banyak sekali yang telepon menanyakan harga kusen, pintu dan jendela. Dan hari Sabtu kemarin Alhamdulillah deal dengan harga Rp. 22.650.000 untuk rumahnya yang di Citra Grand Cibubur. Mudah-mudahan ini awal yang bagus dan akan terus terjadi deal-deal berikutnya.

Kamis, 03 April 2008

Perjuangan Membangun Rumah


Alhamdulillah akhirnya 2 rumahku yang di Cirebon sudah selesai dibangun, dan alhamdulillah pula yang 1 rumah sudah ada yang mengontrak, tinggal rumah yang satunya lagi belum ada yang ngontrak, baru ada yang nanya-nanya saja. Mudah-mudahan tidak lama lagi ada yang mengontrak.

Membangun rumah itu ternyata budgetnya diluar perkiraan saya. Ternyata 300 persen dari budget perkiraan saya. Maka dengan selesainya pembangunan rumah ini terasa beban yang ada pada saya sedikit terlepas.

Bagi saya membangun rumah seperti sebuah perjuangan untuk mencapai suatu tujuan, dimana saya harus berjuang mencari biaya, mengumpulkannya, dan membelajakannnya dengan penuh perhitungan. Langkah-langkah saya untuk hati-hati dalam membelajakan uang agar jangan sampai pembangunan berhenti ditengah jalan hanya karena kehabisan biaya.


Perjuangan dalam hidup ini selalu akan ada, ada yang sukses dan ada yang tidak. Perjuangan akan berhasil tergantung bagaimana kita mau memperjuangkannya, atau seberapa besar kita mau memperjuangkannya itu yang akan menentukan sukses atau tidaknya. Sukses merupakan sasaran dan tujuan dalam hidup kita, sukses demi sukses harus kita raih, semakin banyak kesuksesan yang kita raih semakin bahagia hidup kita.

Kamis, 13 Maret 2008

Menjaga Hubungan Baik


Pembeli adalah raja, itulah yang sering saya dengar, dan itu pula yang sering saya lakukan untuk customer-customerku agar mereka puas dan selalu ingat saya ketika ada temannya, saudaranya atau tetangganya yang mau membangun rumah dan membutuhkan kusen, pintu dan jendela.

Menjaga hubungan baik dengan customer ini memang sulit dilakukan, tidak selalu kebaikan yang kita berikan akan mendapat kebaikan pula, bahkan yang didapat kepahitan. Hal ini pernah saya alami, seorang customer yang sudah langganan cukup lama dan orangnya sangat baik sekali di awal-awalnya dan tidak pernah nunggak pembayaran, tapi setelah saya memperlakukan dengan baik, seperti setiap lebaran saya memberikan parcel, memberikan beberapa kaos buat tukang-tukangnya, dan setiap pelunasan saya memberi ucapan terima kasih atas kerjasamanya, eh malah akhir-akhir ini ketika barang-barang sudah dikirim semua dan sisa pembayaran 45 juta lagi, mulailah tersendat pembayarannya, dan ketika ditagih berulang-ulang, baru bayar dan itupun cuma 5 juta, begitu seterusnya, sampai terakhir sisanya kurang lebih 22-25 jutaan dan hingga sekarang hampir satu tahun tidak pernah lagi membayar, setiap ditagih selalu janji-janji saja, sampai-sampai emosi ini terkadang memuncak dan tidak bisa lagi menerima perlakuan seperti itu, namun saya coba untuk selalu bersabar dan berdoa untuk menyadarkan mereka bahwa hutang wajib dibayar.

Perlakuan customer yang seperti ini tidak hanya satu atau dua customer saja, tapi banyak, ada yang sisa 7 juta, 6 juta, 1 juta, dan masih ada lagi yang dibawah 1 juta, sampai sekarang tidak ada kejelasannya. Melihat realitas seperti ini, menjaga hubungan baik itu seolah tidak ada artinya, customer seolah memilih tidak usah berbuat baik. Ya tapi meskipun demikian ada juga customer yang baik sekali, pernah semua karyawan saya diberi 50 ribu perorang, dan ada juga yang setiap datang membawa makanan untuk karyawan-karyawan saya.

Menjaga hubungan baik memang penting, dan sabar itu jauh lebih penting, cobaan dan tantangan menjaga hubungan baik mungkin terasa berat, sehingga balasanpun akan dituai nanti, sayapun sudah merasakannya, dan Alhamdulillah tidak pernah kekurangan, meskipun banyak orang yang hutang-hutangnya belum dibayar, dan rezekipun selalu ada. Mungkin bersyukur dan bersabar itu lebih bijaksana dan bisa menenangkan hati saya.
Memang menjaga hubungan baik dengan customer juga harus dibarengi dengan ketegasan, tidak bisa hanya dengan alasan menjaga hubungan baik kita terus-menerus dirugikan, makanya sekarang saya tidak lagi mengirim barang-barang customer sebelum dilunasin atau paling tidak bayar di tempat sekalian mengirim barang.

Kamis, 28 Februari 2008

Berjuanglah, Keajaiban Akan Datang


Jangan pernah menyerah, tetaplah terus berusaha, karena keajaiban akan datang pada orang yang terus berjuang, sukses tidak datang begitu saja tapi karena kita mendatangi kesuksesan itu. Kita bisa melihat orang-orang yang sukses, mungkin kita hanya melihat setelah suksesnya, tapi tidak pernah melihat perjuangan mereka untuk meraih kesuksesan itu, mungkin waktu mereka hanya diperuntukkan untuk meraih kesuksesan itu dan tidak untuk yang lain.

Saya teringat ketika saya bekerja di sebuah perusahaan property terkenal dimana saya begitu diterima menjadi karyawan langsung diberi target 500 juta dalam 3 bulan pertama, dan tanpa ditraining terlebih dahulu, betul-betul dituntut keberanian untuk bertanya, bersosialisasi dan kreatifitas harus tinggi. Namun demikian, di dunia kerja yang tingkat persaingan begitu tinggi dimana jika 3 bulan target tidak dicapai maka langsung dikeluarkan, maka saling berkompetisi dari yang sehat sampai yang tidak sehat itu terjadi, dan susah sekali untuk dalam waktu singkat bisa diterima dikomunitas itu, banyak hal yang harus dikorbankan, korban perasaan dan harga diri yang paling sering dipertaruhkan. Tapi saya buang perasaan dan harga diri saya, karena saya mau maju dan mau sukses.
Bulan pertama saya tidak dapat omzet, karena memperdalam product knowledge, bulan kedua sudah berjalan tapi belum dapat juga, padahal saya sudah betul-betul berjuang untuk mendapatkannya, sampai tidak mengenal hari dan jam, Sabtu-Minggu saya tidak libur, malampun saya di pameran jam 9 pagi sampai jam 9 malam dan sampai di rumah jam 11, pagi harus berangkat lagi jam 6, karena harus nyampe di kantor sebelum jam 8, jika lebih absen sudah merah, begitu terus setiap hari.
Saya betul-betul berjuang untuk suatu target, saya selalu ingat GM (General Manager ) saya selalu bilang, janganlah menjadi orang biasa-biasa saja, jadilah orang yang luar biasa, dan Orang luar biasa melakukan sesuatu 2 kali atau lebih dari orang biasa lakukan, kalau orang biasa bekerja 8 jam, maka kamu harus bekerja 2 kali atau 3 kali atau 4 kali dari 8 jam, dan saya coba lakukan, namun hasilnya belum juga ada, saya mulai prustasi, waktu tinggal 1 bulan lagi, sementara itu managerku juga sudah mengancam-ngancam dengan kata-kata yang cukup pedas dan menyakitkan, dan tidak mau ketemu aku di kantor. Saya sakit hati sekali dan saya berjanji dalam hati, lihat ya, akan saya tunjukkan kwitansiku ke dia suatu hari nanti. Saya bangkit, darahku merah menyala seperti api, rambut berdiri, jari-jemariku tegang, saya akan buktikan, saya bukan orang yang bisa disepelekan, lihat saja, saya akan berjuang mati-matian sampai darah penghabisan, itulah kata-kata dalam hatiku.
Hari senin yang semestinya meeting pagi, saya tidak ikut, saya langsung ke customer yang sudah ada tanda-tanda bisa memberi saya omzet, namun yang terjadi sebaliknya saya dibohongin, saya nungguin customer itu dari pagi sampai jam 3 sore tidak datang. Rasa prustasiku semakin bertambah-tambah, dan tambah kaget lagi ketika hp ku berbunyi dan managerku yang telpon, diangkat gak, diangkat gak, ya sudahlah saya angkat, semula saya berpikir mau marah-marah, eh ternyata tidak, managerku bilang bahwa dalam meeting tadi saya mendapatkan penghargaan rekruitment terbanyak, Alhamdulillah hatiku sedikit tenang....
Ketenanganku tidak lama, karena waktu tetap berjalan terus dan target tinggal beberapa hari lagi, dan rasa sakitku sama managerku terus terbayang dalam ingatan, saya akan buktikan, dan saya harus buktikan bahwa saya bisa. Di dalam keprustasianku, ada customer telpon yang minta diantar lihat lokasi rumah yang sedang dipasarkan. Saya senang sekali mendengarnya, saya langsung sewa mobil untuk mengantar customer itu, dan setelah mutar-mutar dan lihat lokasi rumah dan detail rumahnya, customer itu tertarik dan langsung booking fee, dan jadilah customer ini pembeli pertama yang menghilangkan rasa prustasi, gembira dan bahagia sekali rasanya. Semangatku bertambah menyala, meski dari customer ini saya belum mencapai target karena cuma 73 jt, sementara targetnya 500 jt. Tapi untuk berikutnya tidaklah sulit untuk mendapatkan pembeli-pembeli lain, seperti teman-teman kantorku bilang bahwa kalau sudah jebol maka untuk berikutnya akan mengalir dengan gampang, dan benar, pembeli kedua dengan harga 150 jt, yang ketiga orang bule dengan harga 499 jt, jadilah omzetku 700 jt melebihi target yang diberikan.
Keajaiban sering datang ketika kita sudah diambang keterpurukan, ketidakberdayaan, dan keputusasaan, selama kita tetap berusaha dan berjuang, keajaiban pasti akan datang. Kita semua pasti sering mengalami hal ini dalam kehidupan ini.

Selasa, 26 Februari 2008

MENJADI KARYAWAN SEBELUM MENJADI PENGUSAHA


Hari Sabtu saya pergi ke carrefour bersama istri biasa belanja bulanan dan cari-cari makanan yang terbaru dan enak. Kemudian setelah bayar di kasir, di depan sudah banyak SPG (Sales Promotion Girl) dan SPB (Sales Promotion Boy) yang menawarkan kartu kredit, rumah, mobil, dan yang lainnya. Satu orang SPB yang dari kartu kredit terus mengejar dan menawari saya, sampai dekat parkiran mobil, padahal saya sudah bilang tidak dulu karena saya sudah punya kartu kredit, tapi dia terus menawariku dengan fasilitas-fasilitas lebihnya, tapi dengan baik-baik saya katakan nanti lagi saja, karena beberapa kartu kreditku saja sudah saya tutup, tidak mau banyak-banyak memiliki kartu kredit lagi, barulah SPB itu permisi dan minta maaf sudah mengganggu, katanya, tidak apa-apa saya katakan.

Kejadian itu mengingatkan saya ketika masih bekerja di kartu kredit citibank dan juga perumahan Bukit Sentul, dimana saya bekerja seperti mereka dan mengejar-ngejar customer dengan berbagai cari untuk mendapatkan minimal nama dan nomor telepon, dan nanti di follow up di kantor.

Masa perjuanganku hingga 8 tahun tidak sia-sia, meskipun sekarang juga masih berjuang, cuma bedanya, kalau selama 8 tahun itu berjuang mencari uang untuk bertahan hidup atau makan, sedangkan sekarang berjuang mencari uang untuk berinvestasi dan mengembangkan usaha. Perjuangan 8 tahun merupakan perjuangan yang sangat bermanfaat sekali, dimulai dari mengajar di suatu sekolah sembari mengerjakan skripsi, kemudian setelah diwisuda mencoba-coba mencari lamaran kerja, dan dapatlah panggilan dari Bank Central Asia. Semula saya pikir di banknya, ternyata di Asuransinya, karena sudah terlanjur maka dicobalah. Setelah ditraining 1 minggu langsung diterjunkan di lapangan istilahnya kanvasing, dengan menahan malu, saya datangi ruko dan menawarkan produk-produk terbarunya tapi semuanya menolak, sampai ada ada yang menolak sebelum saya bicara. Saya down sekali sampai prustasi untuk mencoba bertahan, akhirnya saya coba bertahan sampai kurang lebih 2 tahun, dan lumayan sempat mendapatkan perhargaan juga dengan diikutkan program pendidikan lanjutan di daerah puncak Bogor.

Masa menjadi karyawan begitu pahit, tapi tetap saya jalani hanya karena satu tujuan, saya bekerja untuk mencari pengalaman sebanyak-banyaknya, bukan semata mencari uang saja, karena saya juga berpikir bahwa suatu saat saya harus menjadi atasan atau menjadi pengusaha, setidaknya saya bisa tahu bagaimana menjadi karyawan, atau kemauan karyawan, sehingga jika suatu saat nanti saya menjadi pengusaha bisa memanage karyawan dengan baik dan bisa memajukan usaha dengan lebih cepat, karena sudah dibekali ketika menjadi karyawan.