Jumat, 22 Februari 2008

Sabar Bisa Mencapai Tujuan


Hari minggu kemarin, tanggal 10 Pebruari 2008, Saya, istri dan anak pergi ke Cirebon untuk suatu keperluan. Rencana semula keberangkaran kami jam 10, tapi karena ada urusan yang belum selesai, maka keberangkaran kami mundur sampai jam 1 siang.

Dan ketika semua urusan sudah selesai, saya langsung berangkat, yang sebelumnya sholat Dzuhur terlebih dahulu.

Saya langsung meluncur dan masuk lewat tol Pondok Gede - Cikampek. Baru beberapa kilometer, temperature agak naik sedikit, saya biarkan saja. Tapi lama-kelamaan temperature semakin naik, saya ambil jalur kiri dan cari tempat pemberhentian, namun tidak ditemukan. Beberapa ratus meter kemudian saya melihat rambu-rambu restoran, musholla, pom bensin, saya masuk jalur rambu-rambu tersebut, dan berhenti di depan KFC untuk mengecek air radiator, dan benar saja setelah saya periksa air berkurang banyak, maka saya tambahkan air aqua setelah mesin radiator dingin. Dan beberapa saat kemudian saya melanjutkan perjalanannya.

Baru beberapa kilometer mobil saya jalan, temperatur naik lagi, dan lebih tinggi lagi temperature naiknya, saya cari tempat pemberhentian, tapi susah sekali, sementara kalau asal berhenti takut, soalnya ditengah tol dimana mobil-mobil tidak ada yang jalannya pelan, hampir semuanya kencang.

Akhirnya setelah mencari-cari tidak ketemu tempat pemberhentian, saya nekad berhenti di bawah jembatan penyebrangan dan ambil jalur kiri samping garis putih. Saya coba buka tutup radiator, dan keluar air dan asap yang agak banyak, saya kaget, soalnya yang saya tahu kalau sudah seperti ini sudah dipastikan turun mesin. Istri panik dan ketakutan karena langit semakin gelap seperti mau hujan lebat, sementara perjalanan masih jauh sekali, belum setengah perjalanan, baru seperempat perjalanan. Saking khawatirnya, istri minta pulang lagi ke Jakarta, meskipun mobil harus diderek, katanya. Saya tahu mobilku itu biasanya tidak seperti ini, kalaupun terjadi karena laju mobilku terlalu kencang, sementara mobilku kalau kilo meternya diatas 120 sampai 140 km/jam tidak kuat, pasti temperature akan naik, jadi mobilku tidak mau lari diatas 120 km/jam.

Akhirnya saya coba tenangin istri untuk sabar dan dicoba dulu saja, selama mesinnya tidak sampai mati kita jalan saja pelan-pelan, meskipun malam sampai di Cirebon, yang penting selamat dan sampai tujuan.

Saya coba isi radiator itu dengan air aqua dengan takut-takut, karena banyak mobil yang lewat dengan kencang, dan untungnya saya selalu siap 4 botol air aqua ukuran 1,5 liter. Dan baru beberapa air yang dimasukkan, dari dalam radiator menyembur air panas disertai asap, untuk tidak mengenai muka saya, dan langsung saya matiin mesinnya. Tiba-tiba datang petugas tol menanyakan ada masalah apa, terus saya ceritakan dan dia mau memberikan beberapa bantuan, tapi saya bilang tidak usah pak karena sudah biasa saya menangani sendiri saja.

Kemudian saya coba lagi isi radiator dengan aqua, pak petugas itu bilang diisi airnya sembari dinyalakan mesinnya, oh iya, saya baru ingat, kalau mengisi air radiator itu harus sembari dinyalakan mesinnya, terima kasih pak petugas. Akhirnya saya nyalakan mesinnya dan diisi air aqua di radiatornya, dan dicobalah jalan, Alhamdulillah tidak terjadi lagi temperatur naik, dan sampailah ke Cirebon dengan selamat, bahkan kemudian ke Semarang bolak balik ke Cirebon lagi dan langsung ke Jakarta, dan tidak lagi terjadi apa-apa.

Cerita diatas, mungkin bisa kita umpamakan dengan kehidupan kita sehari-hari untuk Sukses, sukses dalam berbisnis, sukses melanjutkan pendidikan, sukses dalam perkawinan, dan sukses-sukses yang lain, dimana dalam perjalanannya sering menemui hambatan dan rintangan, dan hanya Sabar dan selalu mau berusaha untuk menyelesaikannya, sukses akan menjemputnya. Amiiiienn.....



3 komentar:

WURYANANO mengatakan...

Cerita anda memang bisa di-konotasikan dengan kisah seputar kehidupan ini, Mas Budi.

Seperti halnya radiator mobil yang berkurang airnya, diri kita pun kadang juga berkurang semangatnya, maka itu pun mesti di "recharge" dengan cara berkumpul bersama rekan-rekan yang positif, dinamis, dan optimis, membaca buku-buku motivasi, ikuti seminar, workshop, pertemuan positif, dll... sembari kita tetap "menyalakan mesin" diri kita...

"Mesin kita" memang sebaiknya jangan sampai "dimatikan" pada saat kita isi, karena itu bisa menggangu keseimbangan "aliran air kehidupan", yang seringkali bisa membahayakan diri kita sendiri.

Mesin kita ini adalah Pikiran dan hati kita...harus tetap menyala di sepanjang kehidupan kita.

Semoga Mas Budi semakin sukses selalu!

Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano.

Taufan mengatakan...

wah....gile lu bud....orangnya jago nulis juga yah...katanya gak pernah nulis....
pokoknya sukses selalu yah..

Anonim mengatakan...

Salam beringin Merah...

Wah ...cukup bagus tulisan mas budi bisa membangun motivasi dalam kehidupan .. dan semoga masyarakat kita bisa seperti masbudi.. dalam membangun usaha .. pasti rakyat kita bisa makmur..

sukses selalu mas,,,,